DWI GUNTORO, S.E. PERAIH GELAR LULUSAN TERBAIK MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF TAHUN 2023

 


Rabu (30/8/2023) menjadi momen yang tidak pernah terbayangkan akan terjadi pada seorang wisudawan bernama Dwi Guntoro. Pasalnya ia tak mengira namanya akan disebutkan sebagai wisudawan terbaik prodi. 

Momen bahagia itu disambut dengan riuh sorak sahabat dekat. Bahkan tak ada yang mengira mas Gun (begitu panggilan akrabnya), akan mendapatkan predikat terbaik. Ucapan selamat banyak tertuju pada wisudawan muda tersebut. Tak sedikit yang pula memberikan buket ucapan selamat, bahkan banyak dari adik tingkat pun juga ikut memberikan ucapan selamat.

Penulis berkesempatan mewawancarai mas Gun (Dwi Guntoro) secara langsung pada hari Senin (11/11/2023). dalam kesempatan tersebut kami menanyakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

‘Apa kiat-kiat yang dilakukan supaya menjadi seorang lulusan terbaik?’

“intinya itu keseriusan. Sudah jauh-jauh dikuliahkan dari Cilacap ke Purwokerto, yang katanya mencari ilmu masa sampai disini hanya main-main saja. Itu alasan pertama yang mendorong saya agar jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Jadi tidak ingin membuat kecewa. Mungkin output yang bisa saya tunjukan hanya sebatas nilai, walaupun banyak yang mengatakan nilai itu tidak penting, namun bagiku penting, karena itu menunjukan keseriusan kita dalam belajar. Kalau nilai kita besar, orang tua dan keluarga pun akan merasa bahagia, bukankah membahagiakan mereka adalah ibadah.

Bahkan pernah juga saya belajar sampai begadang larut malam. Dan menurut saya hal itu adalah hal yang menarik, karena itu merupakan tantangan saat melihat banyak dari teman yang hanya main-main, nge-game dan lain sebagainya. Selain itu setiap malam saya sering membuka materi apa yang akan dipelajari besok, sedangkan jika siang saya mengulang apa yang baru saja dipelajari di kampus. Ditambah lagi saya berangkat kan jalan kaki ke kampus. Jadi sekalian saja tuh buka buku sambil menghayal pura-pura memahami apa yang akan dipelajari. Bagi saya, apa yang saya lakukan (belajar), ibaratnya itu seperti menyiapkan bekal untuk makan siang, kalau kita tidak bawa bekal, nanti waktu siang ya gak bisa makan.

Yang kedua yaitu tentang pembagian waktu. Seharusnya kit aini bisa mengatur waktu kapan untuk belajar, kapan untuk bergaul dengam teman dan kapan waktu untuk dri sendiri. Karena kalo hidupnya sendirian, hanya memfokuskan diri, maka ya ‘Sepaneng uripe, ora bisa nguyu’.

Ketiga, ingat selalu pesan orang tua, dan apa yang menjadi tujuanmu. Gak perlu muluk-muluk. Karena orang yang tidak punya tujuan tidak akan punya semangat untuk mewujutkan apapun karena ia tak menginginkan apapun.

Apa motivasi belajar ala mas Guntoro’ 

Sebenarnya saya tidak terlalu percaya dengan motivasi belajar. Menurut saya itu hanya omong, karena itu belum berbentuk tindakan, maka bukan motivasi belajar tapi ‘action’ dalam belajar. Tapi jika yang dimaksud motivasi belajar disini adalah alasan belajar, maka motivasi belajarku adalah ingin menyenangkan orangtua dan keluarga. Membahagiakan orangtua itu ibadah, belajar juga ibadah. Jadi pahala ibadahnya dobel.

‘sudah melakukan kiat dan motivasi dari kapan?’

Sebenarnya sejak dulu, bahkan sejak SD. Ada sebagian orang menganggap saya terlalu ambisius dalam belajar. Namun menurut saya itu adalah perjuangan, kalau tidak seperti ini tidak akan terwujud. Gampangnya ambis itu saya banget. Ambisius itu baik, tapi dalam hal yang baik tentunya.

‘bagaimana management waktu antara kampus, pondok dan organisasi?” 

Pegangan management waktu adalah priorotas. Mana yang perlu dipentingkan dulu. Utamanya itu. Disisi lain tidak mungkin kita ini tidak punya waktu luang, walau dalam kesibukan kuliah, pondok, dan organisasi. Pasti ada part-part yang bisa disusupi kegiatan lain. Seperti jam kosong untuk menghafalkan nadhom. Aku dulu ketika berangkat kampus itu jalan kaki. Disitu aku buka buku pelajaran yang akan dipelajari dikelas nanti, sengaja memang berangkatnya sendirian juga. Kalau pulangnya buka pelajaran pondok sekalian menghafalkan tugas pondok.

Mungkin saya tidak bisa bergaul secara intens dengan teman-teman sekelas. Karena saya dipondok, jadi tidak mungkin untuk keluar semaunya. Semuanya hanya bisa dilakukan di kelas saja. Walau begitu, saya bisa akarab dengan semuanya. Karena yang menjadikan kamu bisa atau tidak bisa sejatinya adalah dirimu sendiri.

‘saran dan pesan bagi adik-adik di prodi mazawa’   

Untuk adik-adik serta teman-teman seperjuangan di prodi mazawa, seriuslah ketika masih diberikan kesempatan untuk belajar, seriuslah.  Karena tidak semua memiliki kesempatan untuk berkuilah. Mungkin biaya punya, namun keinginan tidak ada. Mungkin pula ada yag punya keinginan tapi terkendala masalah ekonomi, jadi tidak bisa kuliah. Maka syukurilah hal tersebut. Syukur tidak terbatas pada kalimat “Alhamdulillah” saja. Tapi ketika kamu belajar dengan aktif, memahaminya bukan hanya sekedar mengerti, itu juga bentuk rasa syukur. Faktor utamanya adalah niat. Kuncinya adalah niat.

Mungkin kuliah tidak menjanjikan apapun. Tidak menjanjikan apapun kan?. intinya niatkan saja untuk ibadah, jangan lihat faktor dunia saja tapi jangan lupa untuk dunia. Jika kamu melihat faktor dunia menjanjikan, niatkan juga sebagai ibadah.

Maka sebelum berangkat kampus jangan lupa hal kecil dan dasar. Niat belajar, bersiap, sholat duha, doa keluar rumah, melakukan hal yang baik dan bermanfaat ketika perjalanan ke kampus, berdoa sebelum belajar, doakan orangtua, guru,teman dan penulis buku pelajaran yang kamu pelajari. Memang dasar namun tidak semua orang melakukan. Jangan sepelekan hal kecil. Ingat dengan esensi dari tujuan utama kamu ke kampus.

Ingat waktu itu hanya 3, kemarin, hari ini dan besok. Kemarin tak mungkin bisa diganti, besok tanda tanya, dan hari ini adalah waktumu. Jaga hubungan baik dengan teman-temanmu, Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Pengalaman adalan guru terbaik, tapi jangan batasi pengalaman itu hanya pada pengalamanmu saja.

‘harapan Mas Guntoro terhadap prodi mazawa kedepannya’ 

Semoga bisa menebarkan benih kebermanfaatan yang lebih luas lagi. Seorang akademisi adalah ‘agent of change’, namun yang dirubah itu jangan hanya diri sendiri saja. Ajak orang lain juga. Seorang akan mudah berubah jika lingkungan yang dia tempati mendukung. Jangan malu menunjukan dirinya sebagai agen perubahan. Harapannya juga (mazawa) bisa semakin menunjukan kelasnya.

‘menurut Mas Guntoro, masuk mazawa itu kesalahan atau tantangan?’   

Awal yang berat. Indah pada akhirnya.

Yang pertama karena tidak banyak yang tau mazawa itu apa, bahkan juga awalnya tidak tau prodi ini. Didalamnya ternyata mengajarkan terkait filantropi, hablum minallah hablum minannas.ini kaitannya adalah ilmu dunia akhirat. Dan kompetensi lulusannya adalah nadzir dan amil yang notabenenya (amil) adalah profesi yang langsung tercatat dalam Al-Qur’an. SK nya langsung dari tuhan.

Dalam zakat dan wakaf atau bisa juga disebut filantropi islam mencakup dua unsur. Yaitu unsur ketuhanan dan unsur kemanusiaan, Ubudiyah. Ketika seorang hamba menghambakan dirinya, dengan mengikuti segala perintah yang datang dari tuhannya untuk berzakat, disisi lain kita diajarkan pula untuk berbuat baik kepada sesama, dengan zakat diberkan untuk orang yang membutuhkan. Jadi mazawa itu ilmu dunia akhirat banget pokoknya, karena tercakup semua didalamnya. Supaya selalu ingat bahwa manusia itu derajatnya sama disisi Tuhan. Jadi intinya mazawa itu bukan sebuah kesalahan tapi sebuah kenikmatan yang tidak sembarang orang bisa merasakannya. (HMPS MAZAWA)

0 Komentar